SIJUNJUNG, SUMBAR24JAM.id – “Malang sakijok mato,itu yang dirasakan rombongan Tenaga Pendamping Profesional (TPP) asal kabupaten 50 kota serta Bersama DPMD Kabupaten Lima Puluh Kota,Senin pukul 20.00 wib (14/11/2022).
Awak media mendapat informasi dari salah satu peserta Aan Muharman yang ikut langsung bersama rombongan tersebut,kebenaran tersebut juga telah banyak beredar dimedia sosial serta keprihatinan masyarakat kabupaten 50 kota sangatlah tinggi akan mendengar kabar yang menimpa Masya rakatnya.
Awal krionologis kejadian ini ketika rombongan hendak pulang dari acara pelantihan TPP di Jakarta melakukan pengisian bahan bakar Solar di SPBU Muaro Lingge Tanjuang Gadang, Kab.Sijunjung
bermula dari antrian di SPBU Muaro Lingge.
Pada saat melakukan antrian tiba tiba sebuah Mobil L300 masuk hendak menyalip sebuah antrian,berpapasan dengan bus pariwisata yang kami tumpangi,”Tuturnya.
Melihat kejadian tersebut hendak kata seorang Randu sang Kernek Bus Pariwisata yang ditumpangi Tenaga Pendamping Profesional (TPP) Kabupaten Lima Puluh Kota. Kemendesa RI manyampaikan kepada supir L300 supaya ikut antrian di belakang, karena Minyak Bus yang ditumpangi tersebut sudah hampir habis.
Akan tetapi mendengar teguran dari awak knek bus sontak sang sopir mobil L300 itu tidak diterima ditegur, seketika itu juga Noval Sopir bus Pariwisata menghampiri Randu akhirnya terjadi percekcokan serta adumulut sampai kepada pemukulan terhadal Noval di bagian perutnya,Punggung dan karena tidak terima, Novalpun berlarian ke mobil pariwisata karena dikejar masa untuk menyelamatkan diri sembari sambil mengambil apapun untuk mengamankan diri,sertan membalas pukulan masa yg diterimanya..sehingga sempat melukai tangan kanan salah seorang dari pemuda tersebut.
Merasa kalah sipemuda ini memprovokasi pemuda lain sehingga berduyun-duyun pemuda dan sopir lain dalam mobil truk dan L300 lainnya di Lokasi antrian tersebut, mereka berkerumun mengepung Noval sambil mendorong Noval, herannya mereka para Sopir yang ada di Lokasi SPBU tersebut,hampir semuanya mengerumuni Noval,”Pungkasnya.
“Menjadi pertanyanan apakah para Supir/ Pemuda yang mengeroyok Noval ini adalah orang yang memonopoli dengan Lokasi SPBU Muaro Lingge, Sijunjung tersebut?kita tidak tahu,”Tambahnya.
Suasana menjadi mencekam dan menakutkan serta semakin terasa oleh penumpang Bus Pariwisata saat itu.Melihat kerumunan masa dan pemuda sitempat aparat kepolisian dan TNI yang berjaga di lokasi, mereka coba meleraikan percekcokan Pemuda yang sudah menjadi Preman SPBU tersebut, sehingga Noval Bisa diamankan dan dibawa ke Polsek Tanjuang Gadang.
Tak sampai disana perlakuan yang kurang baik dialami oleh sang sopir pasalnya menjelang dibawanya Noval ke Polsek,
sang sopir kembali terima Ancaman oleh Preman tersebut di atas Bus Pariwisata kepada Para Penumpang Bus yang berisi TPP Lima Puluh Kota, bahwasanya siapa saja yang merekam kejadian ini maka Bus tersebut tidak boleh melanjutkan perjalanan,”Ujarnya
Inisiatif dari Bapak TNI ,”Buk turuik an se la kato urang tu (red),maka tidak ada yang merekam kejadian tersebut dikala itu!
Ternyata Amukan Preman tersebut belum tuntas juga,mereka sempat kejar juga Noval sang Driver Bus Pariwisata untuk keluar dari Mobil Patroli,ketika sudah sampai di Polsek Tanjuang Gadang,mereka sempat juga menghajar Noval. Di polsek, mereka menerobos masuk dan mereka melempari noval yg ada dalam ruang tahanan dgn batu dan kayu secara bersama membabi buta,”Ungkapnya,Pakah tidak ada lagi hukum dinegara ini lunggasnya?
Lanjut setelah terjadi dialog yang cukup panjang,komplotan Preman Tanjung Gadang yang berada di Polsek Tanjuang Gadang serta difasilitasi Polsek meminta uang Jaminan sebesar 30 Juta Untuk membebaskan Noval dan Mereka Meminta mobil Bus Pariwisata tersebut dikembalikan ke Polsek untuk dijadikan jaminan. sampai saat inipun Noval masih berada di Polsek Tanjuang Gadang, Sijunjung.
Melihat kejadian ini, dari sang sumber berita di lokasi kejadian mengharapkan Bahwasanya Pihak Polda Sumbar segara turun langsung membrantas Premanisme serta pemerasan yang meresahkan Masyarakat di SPBU Tanjuang Gadang, Sijunjung.Apalagi ini kejadiannya sudah berulang kali terjadi,”Tegasnya.
Disisi lain Pemerintah kabupaten Sijunjung bersama forkopinda sedang gencarnya serta mengajak penikmat wisata untuk datang ke kabupaten sijunjung dengan promosi Geopark Silokeknya. Agaknya dengan kejadian ini membuat kita berhati- hati dengan upaya dan modus yang bisa saja menimpa kita yang berkunjung atau melintasi daerah tersebut.
“Jika tindakan Premanisme ini dibiarkan terjadi maka sama saja membiarkan Hukum Rimba terjadi di tengah Masyarakat,lantas kepada siapa Lagi Masyarakat mengadu kalau tidak ke Pihak Berwajib, sedangkan di tingkat Polsek saja tidak sanggup menyelesaikan Kasus Premanisme bak Hukum Rimba!.
Tentu ke tingkat Yang lebih atas Masyarakat menyampaikan Keluhannya, apalagi Dunia Pariwisata baru Bangkit setelah dilanda Pandemi Narasi yang sama juga di Sampaikan Oleh Bapak Kapolri Listyo Sigit dibeberapa kesempatan untuk menciptakan Suasana Kantibmas yang terjaga serta memusnahkan Oknum yang ikut membeking Tindakan Pidana seperti ini,”Ujarnya sang sumber yang Juga bagian Rombongan dari TPP Kabupaten Lima Puluh Kota ini.(red*)