Pessel – Sebut saja namanya Idef, yang sudah lama bergelut untuk mempertahkan biaya kebutuhan keluarga kecilnya di Nagari Kapuah Utara/Gurun Panjang Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan.
Berkat dari pengalamanya lama sebagai karyawan pubrik di kabupaten Solok. Maka untuk membuka lapangan usaha pak idef mendirikan usaha sesuai pengalamannya membuat Tahu dengan sekala kecil.
Pak idef dengan wajah penuh semangat dibuat usaha kecil dulu karena tidak punya modal, usaha yang dibuat ini susah cari modal, selama usaha membuat tahu ini tidak pernah dibantu pembinaan oleh pemerintah setempat.
Usaha ini berdiri pada tahun 2023 awal januari. Dalam pembuatan tahu ini digunakan bahan mentanya berupa bahan pembuatan tahau sendiri bisa dibeli di pasar, bahan tahu tersebut berupa, kacang kedelei, dan asam cuka.
Dan dari usaha tahu ini menghasilkan satu kali cetak tahu sebanyak 1500 potong Tahu setiap cetak/setiap hari dengan modal satu potong tahu Rp. 750., jika tahu diambil/dibeli oleh pedang tahu, dijual seharga RP.800.- perpotong tahu, namun jika penjualan langsung kepasar-pasar dijual seharga Rp.1000.-/perpotong.
Begitulah penghasil tahu usahanya setiap hari (papar idep). Berarti jika kita perhatikan untuk yang diperolah Pak ide ini hanya rata-rata Rp.50,- sampai Rp.100,- setiap potong tahu, dikalikan dengan 1500 potong setiap hari yakni sekisar Rp. 75000,- sampai Rp.150.000/setiap hari.
Sebenarnya jika adanya bantuan pembinaan dari pemerintah khusus Nagari , maka penghasilan tahu akan dapat menopang ekonomi masyarakat. Cara ini sudah membantu masyarakat untuk mandiri dan lepas dari keterpurukan ekonomi.
Melani Disajati mahasiswa S2 Universitas Tamsis Fakultas Ekonomi dan Bisnis seharusnya pemerinath daerah khususnya pemerintah di tingkat Nagari harus memberikan perhatian penuh kepada masyarakat yang mampu mandiri dalam berusaha sekala usaha keluarga, dengan bentuk program pembinaan baik dari segi penunjang modal usaha, pemasaran.
Jika usaha yang dilakukan oleh masyarakat skala keluaraga ini di berikan perhatian serius terkhusus pada pemoalaan dan pembinaan usaha, maka akan memberikan dampak terhadap peningkatan hasil.
“Dan jika hasil usaha ini meningkat maka berbanding lurus dengan pendaatan masyarakat. Lanjut kata Melani Disajati Usaha yang dilakukan oleh Pak Idef ini adalah termasuk Livelihood Activities, yaitu UKM yang dimanfaatkan sebagai kesempatan kerja untuk mencari nafkah, yang lebih umum dikenal sebagai sektor informal.
Oleh karenanya usaha ini harus diberikan perhatian serius, sebab peran UMKM juga memiliki tujuan untuk menciptakan banyak lapangan kerja, adanya pemerataan dalam hal penghasilan, peningkatan pertumbuhan ekonomi, serta mengentas rakyat dari kemiskinan. Kita berharap lembaga pemerintah dan perbankan dapat peduli terhdap UMKM yang dikembangkan oleh masyarakat.(Team redaksi)