Sumbar24jam.idPessel – Suatu budaya dan adat istiadat Minangkabau perlu dilestarikan, serta dikembangkan di era kemajuan zaman seperti sekarang ini.
Generasi muda, generasi penerus tongkat estafet sudah saat nya ikut dalam melestarikan budaya, adat istiadat di bumi Ranah Minangkabau.
Gagasan cukup positif memajukan untuk seni budaya Minangkabau, tergabung dalam Sanggar Tari Seni dan Budaya San Alida, Kabupaten Pesisir Selatan mengebrak Pesisir Selatan, dan Sumatera Barat melalui ” Festival Silek Padusi Se – Sumatera Barat ,”.
Lokasi Pantai Koto Salido, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan menjadi saksi bagaimana pesilat – pesilat perempuan Minangkabau, memadukan silat dan tari. Dua puluh peserta hasil kurasi akan menampilkan Silek Padusi.
Berekreasi seni sambil berwisata coba menjadi konsep akan ditunjukan panitia pelaksana, pada para peserta berasal dari beberapa sanggar tari seni dan budaya Se – Sumatera Barat.
Festival ini, juga menggerakan sektor perhotelan dan ekonomi kecil di Painan, Kabupaten Pessel.
Mematangkan segala persiapan, termasuk kesiapan peserta dalam menampilkan pertunjukan Silek Padusi, penyelenggara Sanggar Tari Seni dan Budaya San Alida mengadakan workshop.
Worshop dilaksanakan di room pertemuan Hotel Saga Murni, Salido, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan. Jumat (23/2/2024) menghadirkan narasumber. Yaitu dari Akademisi Yusfil, Budayawan Tradisi Pessel Bambang Sriyanto, Amd dan praktisi Erviela Desarta.
Panitia Pelaksana Erviela Desarta, S.Sn mengatakan, workshop peserta Silek Padusi, dalam garapan Karya Tari Kreasi Minangkabau, di adakan Sanggar Tari Seni dan Budaya San Alida, bertujuan mematangkan persiapan bagi para peserta sebelum tampil pada Festival Silek Padusi.
” Beberapa materi tentang apa Silek Padusi, sejarah dan gerak tari kreasi Silek Padusi disampaikan narasumber pada peserta,” tegas Erviela Desarta, S.Sn.
Selain mengenalkan lagi budaya tari kreasi silek padusi Minangkabau pada generasi muda. Karena Silek Padusi penting untuk dipahami dan dipelajari di era seperti sekarang ini.
Dan, tanpa mengeyampingkan adat istiadat Minangkabau, kaum perempuan perlu mempelajari silek. Hal ini menjadi salah satu solusi dalam minimalisir kekerasan terhadap perempuan, ” sambungnya.
” Kita berharap pada penampilan festival Silek Padusi bisa berjalan optimal, lancar dan sukses,” katanya.( AL )