PESSEL TAPAN – Serangan hama burung pipit atau biasa dikenal dengan istilah emprit membuat sejumlah petani padi di Pasar Melintang Nagari Kampung Tengah Pessel Resah.
Sekitar sebulan menjelang panen padi di Pasar Melintang Nagari Kampung Tengah Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan Pessel, kini para petani harus berjuang menghalau serangan ratusan burung pipit yang memakan buah padi yang mulai berisi. Ratusan burung pipit mulai menyerang sawah petani sejak pagi tanpa henti hingga menjelang petang, sehingga para petani harus berjuang keras tanpa berani lengah untuk mengusir burung-burung tersebut dari sawahnya. Seperti halnya yang terjadi di Pasar Melintang Nagari Kampung Tengah Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan Pessel.
Bahkan, mereka terancam mengalami kerugian. Berbagai upaya sudah dilakukan petani. Namun, serangan burung dengan istilah ilmiah estrildidae ini tetap tak bisa dibendung.
Seperti yang terpantau di areal pertanian padi di Kampung Pasar Melintang Nagari Kampung tengah Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan Pessel yang menjadi selalu sasaran burung Pipit.
Akibat serangan hama burung tersebut, petani terpaksa menunggu pertanian mereka dari pagi hingga Sore. Hal itu untuk mengantisipasi agar tanaman mereka tidak habis dimakan burung.
’’Jika dibiarkan, maka padi akan tidak berisi atau gabuk,’’ ungkap Saliman salah satu petani. Para petani merasa waswas untuk meninggalkan lahan sawah miliknya sebelum menjelang petang.
Menyusul, serangan hama burung dari pagi hingga sore datang silih berganti dan berkelompok. Burung-burung ini lalu memakan padi yang mulai mengeluarkan bulir buah. Kata dia, pada usia tersebut memang masa-masa hama burung emprit menyerang.
Berbagai cara sudah dilakukan agar membuat burung Pipit(emprit) takut dan tidak menyerang atau menghisap sari padi. Semisal memasang umbul-umbul atau orang-orangan sawah. Namun, faktanya tidak memengaruhi.
’’Makanya, banyak petani memilih menjaga dengan memukul kentongan. Agar burung emprit tidak hinggap di padi dan meghisap sarinya,’’ jelasnya.