Jakarta, SUMBAR24JAM.id – Mendikbud Ristek Nadiem Makarim berencana membuat sistem marketplace guru.Platform tersebut diharapkan dapat menghentikan sekolah merekrut guru honorer.Nadiem menjelaskan persoalan guru honorer selalu ada di Indonesia karena tenaga didik di sekolah bisa kapan saja pindah, pensiun, atau meninggal sewaktu-waktu.
Namun sekolah tidak bisa langsung merekrut guru baru karena harus menunggu rekrutmen guru ASN terpusat.Melansir pada Sabtu (27/5/2023) Nadiem menyampaikan hal tersebut dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR.
“Di mana siklus ada kebutuhan guru real time berkala. Namun rekrutmen guru selalu gelondongan per tahun. Ini masalah yang menyebabkan kebutuhan guru yang tiba-tiba dan terpaksa merekrut honorer,” jelasnya.
Lebih lanjut, Nadiem menilai perekrutan secara terpusat menyebabkan siklus pemenuhan tenaga didik di sekolah tidak sinkron.Apalagi, pemerintah daerah kerap tidak mengajukan formasi ASN untuk tenaga pendidik sesuai dengan kebutuhan data dari pusat dengan berbagai alasan.Nadiem pun mencetuskan satu solusi permanen yakni dengan menciptakan marketplace guru yang diterapkan pada 2024 mendatang.
“Menurutnya, marketplace guru atau talent pool untuk guru merupakan suatu database atau daftar semua guru yang boleh mengajar.
Nantinya platform tersebut bisa diakses oleh seluruh sekolah sehingga pola perekrutan yang tadinya terpusat akan beralih menjadi secara real time dan langsung dilakukan oleh sekolah.Dengan demikian, frekuensi rekrutmen guru dalam satu tahun bisa berlangsung lebih dari sekali sesuai dengan kebutuhan sekolah.
“Jadi, bisa (merekrut guru) kapan saja. Marketplace untuk guru adalah suatu databased yang akan didukung oleh teknologi dan semua sekolah bisa akses siapa saja yang bisa jadi guru dan diundang jadi guru di sekolah,” tuturnya.
Kemudian, Nadiem menjelaskan soal kriteria guru yang bisa masuk dalam marketplace tersebut.Mereka adalah guru-guru honorer yang sudah lulus seleksi dan calon guru yang sudah lulus pendidikan profesi guru (PPG) prajabatan yang sudah lulus uji kompetensi dan dinyatakan memenuhi syarat sebagai calon guru ASN.Dengan demikian, calon guru bisa lebih fleksibel untuk mendaftar dan memilih lokasi mengajar tanpa harus menunggu perekrutan setahun sekali secara terpusat.
Sementara untuk skema pembayaran gaji dan tunjangan, para guru akan menerima transfer otomatis dari sekolah tempat dia bekerja.Karena ke depan, pemerintah pusat tidak akan lagi melakukan transfer anggaran gaji dan tunjangan guru ASN ke pemda, melainkan langsung ke rekening sekolah.
Pemerintah pusat akan mengunci anggaran tersebut dan hanya boleh digunakan untuk membayar gaji dan tunjangan guru.Nadiem menegaskan sistem marketplace guru ini dapat menjamin sekolah tidak akan lagi merekrut guru honorer.Selain itu, sistem ini juga memastikan tidak akan ada lagi guru yang mendapatkan gaji dan tunjangan ala kadarnya.
(Tim)