Oleh : H. FERIZAL RIDWAN
Koordinator Palanta Aksi Kemanusiaan dan Sosial
*Pak’Sa* Menuju Barokah Indonesia.
Limapuluh Kota, SUMBAR24JAM.id – Kami dulu termasuk tipe orang yang cuek terhadap lingkungan dan bemda benda alat bantu, termasuk terhadap uang. Saya taruh saja di tas atau dompet sembarangan yang penting terbawa, kadang saya remuk remuk, lalu masuk saku celana. Ujungnya yang terlipat saya biarkan, arah gambarnya simpang siur ditumpukan pun tidak saya hiraukan. Ah cuma uang, dan benda , pikir saya. Dan saya memang tidak suka mengurusi detil-detil seperti itu
Tapi entah kenapa, akhir-akhir ini saya berubah sikap. sejak ada saran dari orang lain waktu main kartu Koa atau Remi, katanya bahwa agar kartu bagus didapat mesti susunannya dan letaknya beraturan dan kita menyenangi kartu tersebut maka sejak itu terhadap uang pun Setiap dapat pembayaran atau pemberian , saya rapikan uangnya. Lipatan yang kecil sekalipun di ujung kertasnya, saya luruskan. Arah gambar saya samakan. Masuk dompet dan saku pun rapi.
Kalau toh misal saya gunakan transaksi lalu dapat uang kembalian yang kecel, sampai di rumah pasti langsung saya rapikan dan susun
Ternyata, setelah saya memperbaiki cara saya memperlakukan uang, rezeki saya Alhamdulillah makin membaik. Uang kok sepertinya kerasan ikut saya. Tiap ada kebutuhan kok ada saja solusinya. Habis keluar, datang lagi gantinya. Alhamdulillaaahh.
memgapa bisa begitu? Mitos ? Bukan, ini fakta :
saya juga pernah baca artikel yg , membahas tentang pentingnya kesadaran dalam beraktivitas, dalam memperlakukan benda, dan lain-lain. Sadar penuh, hadir utuh.
Misalnya, kalau kita sedang makan, maka makanlah dengan penuh kesadaran. atau konsentrasi. Jangan disambi aktivitas lain. Fokus makan. Insyaallah badan akan sehat karena makanan terserap sempurna gizinya, dan lezat sekali Atau saat kita hadir di sebuah acara, maka hadirlah utuh badan dan pikiran, simak dengan seksama acara tersebut, jangan disambil telponan, apalagi WA-an, maka kita akan mendapat ilmu yang bermanfaat dari acara tersebut.
Terlebih waktu sholat, lakukan dengan penuh kesadaran atau bahasanya kehusukkan setiap gerakannya. Kalau kita benar-benar sadar penuh hadir utuh, InsyaAllah pikiran kita tidak kemana-mana, fokus pada doa sepanjang sholat.
Nah, begitu pula dalam memperlakukan uang. Lakukan dengan penuh kesadaran, bahwa ini uang rezeki dari Allah, maka perlakukan dengan baik. Jangan dibiarkan begitu saja, apalagi diremehkan. Tata yang rapi, rasakan tiap lembarannya dengan penuh kesyukuran. Insya Allah rezeki kita akan bertambah dan bertambah. Bukankah Allah sendiri yang berjanji, “Barang siapa yang bersyukur, maka akan Aku tambahkan nikmat-Ku…”
Dan syukur adalah wilayah “rasa”, bukan wilayah lisan.
Lisan mengucapkan, hati merasakan, sikap dan tindakan mengikuti.
Selamat menata kehidupan dan termasuk uang.
Semoga rezeki kita semua diluaskan, halal dan berkah. Aamiin
Bersyukur Berterimakasih Dalam Berkah (*)