Pendidikan Karakter melalui Keteladanan Pahlawan Nasional
SUMBAR24JAM.ID, TARUSAN, PESSEL, SUMBAR
Oleh: Wiwin Febriani
TARUSAN — Pendidikan memegang peranan penting dalam pengembangan sumber daya manusia. Pendidikan bisa dapat mengembangkan keterampilan, dan kecerdasan untuk menjadi manusia yang berkualitas dan berakhlak mulia. Karakter sebagai sifat nyata yang berbeda ditunjukkan seseorang. Karakter erat kaitannya dengan seseorang karena setiap orang memiliki karakternya masing-masing yang dapat membedakannya, karakter seseorang pun tercermin dalam tingkah lakunya. Dimana pendidikan karakter itu perpaduan antara moral, etika, dan moralitas, yang mana moralitas berfokus pada kualitas tindakan yang dapat dikatakan baik atau buruk dalam perilaku manusia.
Etika menilai apakah suatu tindakan itu baik atau buruk berdasarkan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat tertentu, sedangkan tatanan moral menekankan bahwa keyakinan terdapat pada sifat manusia. Oleh karena itu, pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan akhlak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan siswa untuk mengambil keputusan. Melestarikan apa yang baik dan mengembangkan kemampuan untuk berbuat baik dan menentukan keputusan yang terbaik, memahami bahwa baik dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.
Nilai menarik manusia yang menghayati mencakup harapan, keinginan, dan paksaan. Oleh karena itu, nilai manusia juga sebagai pendorong untuk menjalani mana yang penting dan mana yang tidak, mana yang benar dan mana yang salah, mana yang baik dan mana yang tidak. Jadi nilai memberi arah pada perilaku setiap manusia di seluruh dunia yang memiliki dasar kekuatan dan dorongan untuk perjuangannya berupa nilai-nilai perjuangan untuk mewujudkan cita-cita. Pada saat yang sama, istilah “karakter” mencakup dua hal yaitu nilai dan kepribadian. Pendidikan karakter selalu dikaitkan dengan lingkungan keluarga.
Kepribadian mencerminkan nilai keunikan dari diri seseorang, “Karakter yang baik” di sisi lain menggungkapkan niai baik dari orang, nilai “baik” juga dikatakan “asli” atau sederhana. Karakter memiliki sifat ataupun kepribadian seseorang sehingga menimbulkan kesadaran akan kebenaran dari berbagai perilaku. Karakter digunakan sebagai dasar untuk memandang cara berfikir seseorang dan tindakan dari seseorang.
Beberapa nilai karakter, sopan santun, standar seperti kejujuran, keberanian, keandalan dan rasa hormat terhadap orang lain.
Berinteraksi dengan orang lain mempromosikan komunitas serta karakter bangsa. Karakter yang dimiliki bangsa dapat dibentuk dengan mengembangkan kepribadian seseorang. Keteladanan seseorang tercermin dalam sikap dan tindakannya untuk mencapai tujuan tertentu. Keberhasilannya dapat diukur dengan menggunakan petunjuk perubahan perilaku manusia, menjadikannya contoh seimbang dan memiliki tujuan tertentu yang diinginkan orang selalu sehingga menimbul rasa ingin mengikuti dan meniru.
Tidak hanya manusia, hewan juga belajar dari ibunya dengan melihat, kemudian mereka meniru. Semua makhluk hidup belajar dari mengikuti fakta karena setiap orang cenderung meniru, mereka yang cenderung ditiru harus selalu menampilkan diri sebagai panutan yang baik. Jadi peniru mendapatkan contoh yang baik untuk ditiru, karakter tiruan ini berkontribusi pada hampir seluruh pembentukan kepribadian seseorang.
Tujuan pendidikan karakter adalah melatih kemampuan diri untuk membentuk individu yang terus-menerus memperbaiki diri, menuju kehidupan yang lebih baik, menghindari perilaku negatif, membangun bangsa yang tangguh, dimana masyarakatnya berakhlak mulia, bermoral, bertoleransi, dan bergotong-royong. Membentuk individu yang bermoral, baik hubungan keluarga, sosial, agama, maupun akademik.
Pendidikan karakter bisa membentuk manusia melalui tindakan untuk mendidik generasi selanjutnya, sehingga dapat membentuk kepribadian seseorang agar menjadi pribadi yang baik serta warga negara yang baik. Pendidikan karakter memiliki nilai-nilai budaya masyarakat dan budaya bangsa, dengan adanya pendidikan karakter ini dapat memiliki semangat kebangsaan, cinta tanah air, cinta damai, menghargai jasa pahlawan dan lainnya.
Rakyat dalam praktik pendidikan, pendidikan sudah menjadi sesuatu yang dapat mempengaruhi kepribadian generasi muda. Justru itu membutuhkan guru untuk menilai apakah suatu perilaku itu baik sebelum memutuskan untuk melakukan hal yang sama.
Buku sejarah harus mengikuti pedoman ilmiah berdasarkan tujuan pendidikan nasional. Melalui proses belajar sejarah dari pada sekedar menghafal fakta, siswa dapat belajar lebih banyak tentang kehidupan, dan menyiapkan aktivitas pribadi dan bangsa untuk lebih siap menghadapi semester yang akan datang.
Pembelajaran di perguruan tinggi, penekanannya adalah pada sains murni, karena perkembangan pola pikir siswa lebih berkembang dan matang, tetapi materi pembelajaran jarang atau secara singkat dibahas dalam sejarah sekolah.
Tanggal 10 November semua warga Indonesia akan memperingati Hari Pahlawan. Apakah para pahlawan yang berjuang dan membela kemerdekaan berharap semua rakyat Indonesia akan mengingat beliau?
Tentu saja tidak, namun sebagai generasi penerus bangsa, tentunya harus mampu memenuhi keinginan para pahlawan dengan memenuhi kemerdekaan yang diperoleh dengan susah payah dan mengorbankan harta, bahkan jiwa dan raga.
Perayaan Hari Pahlawan adalah momen yang tepat untuk meneladani para pahlawan bangsa dengan menerapkan sikap dan perilaku menuju terwujudnya kemerdekaan. Beberapa sikap yang perlu diteladani dari para pahlawan antara lain:
(1). Jiwa nasionalisme dan patriotisme yang tinggi. Saat ini, sedikit sekali putra-putri nasionalis yang berjiwa nasionalis, bahkan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia tidak lagi dirasakan sebab bangsa ini belum mencapai prestasi di mata dunia internasional. Bahkan ditingkat pemerintah, nasionalismenya telah melemah, terbukti dengan ekonomi global dan alasan pengungkapannya yang memaksa perusahaan milik negara, yang sebaliknya bekerja untuk kesejahteraan rakyat, menjual kepada investor asing.
(2).Persatuan dan kesatuan. Rasa persatuan dan kesatuan dikatakan sudah tidak ada lagi, sebab dari sisi pemerintah, banyak politisi yang hanya mengutamakan kelompoknya sendiri dan tidak memperhatikan apakah kebijakan tersebut merugikan partai politik lain. Pertengkaran juga sering terjadi di masyarakat, seperti tawuran antar pelajar dan tawuran antar kampung.
(3). Cinta tanah air. Kekhawatiran tentang negara Indonesia juga berkurang, misalnya orang yang memiliki potensi untuk memajukan negara ini ingin berkarir di luar negeri karena kurangnya perhatian pemerintah dan gaji yang rendah.
(4). Bersedia berkorban tanpa pamrih. Apalagi semangat berkorban yang dicontohkan para pahlawan yang siap mengorbankan segalanya, bahkan nyawanya, kini berkorban sia-sia, namun begitulah cara berpikir mereka untuk meraih kemenangan.
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai para pahlawannya. Marilah berpikir bersama dan bertindak sesuai kemampuan untuk mewujudkan kemerdekaan dengan meneladani para pahlawan. Bangsa Indonesia selamat hari pahlawan semoga semua masyarakat Indonesia bisa meneladani sikap dan jiwa kepahlawanan dalam diri masing-masing.
Karakter erat kaitannya dengan seseorang karena setiap orang memiliki karakternya masing-masing yang dapat membedakannya, karakter seseorang pun tercermin dalam tingkah lakunya. Dimana pendidikan karakter itu perpaduan antara moral, etika, dan moralitas, yang mana moralitas berfokus pada kualitas tindakan yang dapat dikatakan baik atau buruk dalam perilaku manusia.
Keteladanan dapat diwujudkan dari usaha sadar seseorang, dengan meneladani sikap perilaku yang baik maka perubahan pada diri seseorang akan lebih baik dari sebelumnya. Tujuan pendidikan karakter untuk melatih kemampuan diri dalam membentuk individu yang terus- menerus memperbaiki diri, menuju kehidupan yang lebih baik, menghindari perilaku negatif, dan membentuk individu yang bermoral, baik hubungan antara keluarga, sosial, agama, maupun akademik.
Jadi Pendidikan sudah menjadi hal penting dalam kehidupan seseorang, dari Pendidikan kita juga belajar meneladani sifat jasa pahlawan, sehingga memiliki semangat dan tidak mudah putus asa, memiliki sifat kejujuran, memiliki keberanian, lebih mementingkan kepentingan bersama, memiliki sikap disiplin, rasa tolong menolong dan tekad yang kuat dalam melakukan hal apapun.
Penulis
Nama: Wiwin Febriani
Npm: 2210013411057
Prodi: Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Bung Hatta