SUMBAR24JAM.COM-Beberapa Kali media ini menurunkan berita tentang kebocoran Retribusi gerbang Harau yang dikelola oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Limapuluh Kota dan naifnya kebocoran Retribusi tersebut seperti ada pembiaran oleh berbagai pihak, sehingga akibatnya Target PAD hanya bisa direalisasikan untuk tahun 2021 sekira 35 % saja.
Kompleksitas tata kelola Lembah Harau yang amburadul dan terkesan dikendalikan dengan pola pola premanisme, tapi Premanisme juga sudah merambah ke pengaturan Wisatawan di homestay akan menginap, sehingga membuat gerah para pengusaha Homestay di dalam kawasan.
Untuk mengatasi Premanisme yang sangat menganggu tersebut, Wadah Pengusaha Homestay Kabupaten Limapuluh Kota Perhomliko (Perkumpulan Homestay Limapuluh Kota) akan mengajukan Surat Permohonan Hearing (Dengar Pendapat) dengan DPRD Limapuluh Kota untuk mengadukan masalah ini.
Surat Permohonan Hearing yang ditanda tangani oleh Ketua Perhomliko Zikri dan Sekretaris Andico Sariwandi rencananya akan di antarkan Langsung oleh Pengurus Perhomliko dan Anggota, Senin 28 Maret 2022.
Surat dengan Nomor : 09/Perhomliko-LK/2022 bermohon kepada Ketua DPRD untuk menerima mereka dengan beberapa hal, antara lain :
1.Kemudahan Perizinan pendirian Homestay,
2. Sosialisasi NPWPD (Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah),
3. Kapitalisasi Calo Homestay di gerbang Masuk Lembah Harau yang membuat persaingan usaha menjadi tidak sehat,
4.Sarana dan Prasarana Kawasan yang sangat minim, seperti : Toilet, Mushala,dll,
5. Pengelolaan Parkir yang semrawut,
6. Pengelolaan sampah yang tidak jelas siapa penanggung jawabnya,
7.Keberadaan Kandang ayam yang mengundang Lalat,
8. Pelebaran Jalan,
9.Penerangan Jalan,
10. Hal lain yang dianggap perlu.
Khusus untuk Poin ketiga Pengurus Perhomliko memberi underlining (Garis Bawah), bahwa : ” Calo-Calo Homestaylah yang mengatur wisatawan untuk menginap dimana ? dengan tidak memberikan pilihan. Selanjutnya para calo tersebut meminta cas lagi sebesar Rp 50 ribu/kamar plus uang rokok ” ungkap salah satu pengurus Perhomliko kepada awak media Jumat 25 Maret 2022 via WA.
” Dengan dibiarkannya Calo-calo Homestay di Gerbang Tiket masuk disinyalir bekerja sama dengan THL Disparpora atau setidaknya ada pembiaran oleh petugas THL. Hal tersebut tentu sangat merugikan para pemilik Homestay, karena para calo bebas memilih dan mengarahkan para wisatawan yang akan menginap ke Homestay homestay yang memberi tips lebih besar, ini akan menimbulkan kecemburuan sesama pengusaha Homestay yang Jumlahnya lebih dari 700 Kamar didalam Kawasan Lembah Harau ” tukuknya.
” Untuk itu kami para pengusaha Homestay yang tergabung di dalam Perhomliko untuk duduk bersama DPRD dalam mencarikan solusi, agar kami para pengusaha Homestay nyaman dalam berusaha dan sehat dalam persaingan ” pungkasnya.
Ibarat membuka sebuah kotak Pandora, permasalahan Harau seperti membuka mata kita bahwa Lembah Harau yang indah harus segera dibenahi secara paripurna, bukan hanya gerbang tapi regulasi baku tentang homestay ternyata belum ada, sehingga premanisme yang buat aturan bagi pengusaha.
Tim