
Limapuluh Kota,Sumbar24jam.com – Berbagai jenis bantuan daerah maupun pusat untuk masyarakat keluarga tidak mampu di Kabupaten 50 Kota nyatanya tidak serta merta sesuai harapan dan tepat sasaran.
Program Presiden RI Probowo Subianto sudah jelas jelas menyatakan dalam pidatonya menekan angka kemiskinan disetiap daerah, barang tentu Ia menyampaikan bahwa peran aktif Pendataan ditengah tengah masyarakat harus benar tepat sasaran, yang terdengar saat ini tidak sepenuhnya menyentuh akar rumput.
Dengan Alasannya beragam disetiap perangkat sellalu berbeda dan satu di antaranya ialah data tidak pernah diperbarui. Kuat dugaan masih berputar pada orang orang dekat pemerintahan.
Cukup miris dan menyedihkan Seperti yang dialami Romi Ekaputra (33) tahun sosok suami yang memiliki 4 orang anak perempuan dan istrinya bernama Yumaidar Fanisa (33) tahun yang jauh dari kata harapan serta tak tersentuh akan bantuan pemerintah, Rabu (22/10/2025).
Saat ini Ia hanya bisa pasrah menjalani hidupnya di sebuah rumah jauh dari mata memandang dengan dinding hanya papan triplek serta sebahagian terlihat jelas dengan atap rumah dari terpal menghiasi rumah. Satu keluarga ini menjalani apa adanya demi mencari sesuap nasi dan menghidupi 4 orang anak anaknya yang masih kecil.
Berlantaikan semen berdindingkan triplek seadaanya berpenghuni 6 orang, rumah ini terletak di jorong Talang Maur Kecamatan Mungka Kabupaten 50 Kota Sumatera Barat.
Sebuah Gubuk ini menjadi saksi kehidupan keluarga Romi Eka Putra bersama 4 orang anak dan istrinya. Keseharian untuk menopang kehidupan ekonomi keluarganya, Romi harus bekerja sebagai buruh pelansir buah Pinang dari kios Pinang Jus ke gudang yang ada di daerah Mungka.
Saat awak media menelusuri serta menerima laporan dari tetangga sekitar sosok ayah 4 orang anak ini juga diketahui mempunyai riwayat penyakit TBC serta pernah menjalani pengobatan rutin selam 7 tahun dulunya, jadi Romi kepala keluarga memang tak bisa bekerja keras seperti kuli bangunan atau semacamnya,” ujar tetangganya yang tak ingin disebutkan namanya.
“Ia cuman mengandalkan keahliannya sebagai sopir pelansir pinang dari gudang pinang jus yang ada di kecamatan Mungka pak,” tambahnya.
Dari gaji sebagai sopir ini lah yang Ia harapkan penopang perekonomian keluarga dan 4 orang anak anaknya. Keluarga kurang mampu ini diketahui belum sepersenpun mendapat bantuan Pemerintah, dari Pemkab 50, maupun Provinsi Sumatera Barat sampai kekeluarganya.
Lanjut, untuk jaminan kesehatan keluarga ini dahulu istrinya saat melahirkan sempat mengajukan BPJS bantuan pemerintah namun tak Ia dapatkan dan hanya memiliki BPJS Mandiri serta diketahui dengan faktor ekonomi yang berkecukupan Jaminan kesehatan keluarga ini harus menunggak hingga saat ini
Sedangkan istrinya setiap harinya hanya berjualan makanan di sekolah SDN 03 yang terletak di jorong Talang tersebut yang mana kedua putri nya juga menuntut ilmu pendidikan dibangku kelas 1 dan kelas 6 demi masa depan anak anaknya. Dari berjualan di kantin Sekolah inilah istrinya bisa membantu suaminya untuk memberi jajan ke 4 anaknya .
Terkadang saat suaminya sudah pulang dari bekerja, Ia sering membawa sotiran Pinang Jus yang seharusnya dibuang dan jadi sampah di gudang, akan tetapi Ia mencoba mengolahnya kembali setelah pulang dari berjualan dari sekolah. Hanya itu yang bisa membantu untuk menambah kebutuhan sehari hari keluarga, ” ulasnya saat air mata mulai membasahi pipinya.
Selain itu tidak ada lagi pekerjaan keluarga ini yang bisa menghasilkan uang,
Istrinya diketahui dahulunya hanya tamatan Sekolah Tinggi Kejuruan (SMK) dengan
Jurusan pendidikan listrik. Secara otomatis istrinya tak asing lagi dengan ilmu kelistrikan yang ia pelajari saat dibangku sekolah walau telah berusaha Ia untuk memasukan lamaran pekerjaan namun upaya dan segala harapan kandas,” tuturnya.
“Sudah puluhan tahun kami tinggal di rumah ini, sampai sekarang belum pernah mendapat bantuan dari pemerintah,” ucap Romi dengan nada kesal, serta raut sedih.
Diceritakan Romi Eka Putra, jika rumahnya pernah didata tahun 2023 dan diambil fotonya oleh perangkat Nagari setempat untuk pengajuan bedah rumah. Namun, kata Romi hanya sekadar iming-iming belaka. Nyatanya bantuan dari pemerintah tidak pernah diterima, apalagi sembako, maupun BLT dana desa (DD).
Romi Eka Putra berharap, pemerintah Nagari Mungka, Pemkab 50 Kota Provinsi Sumatera Barat maupun pusat lebih memperhatikan masyarakat kecil. Kedepan data diperhatikan secara selektif agar tepat sasaran. Ia menilai ada masyarakat kelas mampu dapat bantuan program keluarga harapan (PKH) sedangkan yang semestinya berkesempatan justru tidak menerima.
Saat awak media mencoba menghubungi serta konfirmasi Walinagari Talang Maur Riki Frizal Saputra, SH ke kontak telpon WhaatSaap 0813-7434-XXXX memberikan keterangan keluarga ini terus kami usulkan namun belum mendapatkan apapun saat awak media bertanya,” ungkapnya.
Walinagari juga menjelaskan perangkat nagari telah berusaha mengajukan program PKH untuk keluarga Romi, Dalam kriteria penerima BLT tidak masuk keluarga ini pak,” jawab wali ke awak media.
Karena masih tergolong keluarga mampu, kebetulan rumah yang Ia tempati memang agak kecil tapi rumah itu tergolong layak,Tapi untuk pengusulan bantuan lainnya dari pemerintah terus kita masukan usulan,” tegasnya lagi
“Kami juga telah mengajukan agar rumahnya yang bersangkutan tersebut mendapatkan bantuan bedah rumah namun juga tidak kunjung terealisasi, dalam artian kami telah mengupayakan agar Romi ini mendapatkan hak yang sama dengan warga lainnya”. ucap walinagari dipenutup saat dikonfirmasi melalui sambungan telpon(*)