Limapuluh Kota,Sumbar24jam.id – ” Mujua Tak dapat di raih,malang tak dapat ditolak “ suatu ungkapan untuk keluarga malang ini pasalnya rumah berukuran 4 meter x 6 meter tersebut dihuni oleh lima anggota keluarga, tampak sudah rusak serta hampir roboh.Saat ditemui awak media serta LSM pemilik rumah, Riswandi (43)tahun,Sri Rahayu Asnita (42) tahun mengaku sudah tiga kali sejak 2015 lalu rumahnya didata oleh petugas. Namun hingga kini tak kunjung dapat bantuan bedah rumah.Jumat,(10/5/2024)
Riswandi berprofesi sebagai buruh tani dan serabutan,serta sang istri sebagai buruh tani yang hanya mengharapkan upah di sawah orang .Keluarga malang ini mempunyai anak tiga yang masih kecil serta mempunyai segudang prestasi yang cukup membanggakan sekali.
Dijelaskan, satu rumah dihuni oleh 1 keluarga yang kondisinya rusak parah,atap ijuk yang mengalami beberapa titik kebocoran, beralasan tanah dan Tampa alat penerangan yang mereka punya.Kondisi rumah tersebut terletak di Jorong Banjarsari,Nagari Labuah Gunuang Kecamatan Lareh Sago Halaban kabupaten 50 Kota Sumatera Barat.
Semulanya sudah beberapa kali di survei oleh perangkat setempat,malah hingga dijanjikan akan segera diperbaiki serta dibedah,mirisnya janji janji manis tersebut terlontar oleh petugas disaat itu rumah yang kami tempati berlima ” jelas Riswandi ke sejumlah media.
Awak media mencoba mencari tahu serta menghubungi Kepala Dinas Sosial dan Perkim melalui WhatsApp,hingga saat ini belum memberikan keterangan pasti tentang rumah warga yang hampir rubuh ini.
Ia mengaku, tahun 2015 lalu perangkat nagari dan unsur dari Pemkab 50 kota sempat mendata ke rumahnya tiga kali sambil mengambil beberapa foto. Setelah itu, keluarga ini belum mendapatkan bantuan,padahal dilihat dari sejumlah data,Riswandi merupakan perioritas pertama yang sangat diperhitungkan sekali saat didata tiga kali, petugas menjanjikan bantuan berbeda-beda,”Ulas Wandi.
Pada pendataan pertama, dijanjikan bantuan bedah rumah total,Pendataan kedua, dijanjikan kembali untuk rumah, dan pendataan ketiga dijanjikan kembali, Namun sampai saat ini tidak ada tindaklanjutan. “Saya tak tahu mengadu kepada siapa soal ini. Saya juga malu kalau menuntut harus dapat bantuan bedah rumah,” paparnya.
Rumahnya tersebut hanya terdiri atas 2 kamar, bahkan jadi satu dengan dapur darurat berlampu kan minyak tanah,lantai beralaskan tanah,atap merupakan bahan ijuk dan tampak atap rumah bebahan bambu dan kayu sudah rusak. Jika hujan, ia mengaku di beberapa titik mengalami kebocoran.
Riswandi menambahkan, sebelumnya ia bekerja sebagai pencari kayu api bakar di hutan,namun saat ini pekerjaan tersebut tidaklah selalu Ia kerjakan,Karana Mirisnya kakinya pernah patah terhimpit kayu besar hingga nyaris patah. Ia sendiri tulang punggung keluarga,namun musibah menimpanya pada beberapa tahun yang lalu tidak menyurutkan beliau mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga kecilnya.
Riswandi juga menceritakan kehidupan keluarganya hampir 10 tahun lebih kami tidak merasakan adanya alat penerangan,tempat jamban yang layak,apalagi kamar mandi yang belum ia punya.Terkadang harus menumpang kerumah tetangga buat mandi serta Air untuk kebutuhan dirumah bersama keluarga.
Dikonfirmasi terpisah sebelumnya bersama Walinagari beberapa bulan kebelakang menyampaikan awak media mengaku rumah Riswandi warga masyarakat kami memang belum mendapatkan bantuan bedah rumah. Setahunya, keluarga ini baru menerima bantuan sembako serta secepatnya diperiotaskan segera dibangun untuk dibedah,”Tegas Walinagari ke awak media.
Sepengetahuan saya selama jadi kepala Nagari sejak dua tahun ini, memang belum ada tahap perencanaan bedah rumah,Pengajuannya untuk bedah rumah Riswandi juga sepengetahuan saya langsung dari Nagari ke Dinas Sosial,” Imbuhnya.(Red*)
Editor Arul