
Jakarta,Sumbar24jam.com -Pagi Minggu Esok, 10 Agustus 2025, Jakarta akan berubah menjadi panggung pertempuran jiwa. Bukan dengan senjata, tapi dengan derap langkah veteran perang yang pernah berdiri di garis depan Trikora, Dwikora, hingga Seroja. Mereka datang bukan untuk berpawai biasa, tapi mengguncang kesadaran bangsa yang mulai memudarkan ingatan pada darah pengorbanan.
Kirab Akbar Hari Veteran Nasional (Harvetnas) 2025 ini akan menghantam pusat kota — dimulai dari Patung Arjuna Wijaya (Kereta Kuda) Jalan Medan Merdeka Barat, dan mengalir deras menuju Bundaran HI saat Car Free Day.
Di barisan terdepan, 500 Veteran RI memimpin. Bukan wajah biasa, tapi wajah yang pernah ditempa dentuman peluru dan ledakan mortir. Mereka diiringi Paskibra, PIVERI, PPM, Komenwa Indonesia di bawah komando Dr. Datep PS, Pramuka Kwarda DKI Jaya dipimpin Dr. Isnawa Adie, komunitas bela diri IPSI/PPS Putra Betawi pimpinan Mayjen TNI (P) H. Nachorwi Ramli, S.E, hingga komunitas sepeda onthel yang mengayuh sejarah ke masa kini.
“Ini bukan pawai, ini adalah barisan sakral! Kami membawa pesan: MERDEKA INI DIBELI DENGAN DARAH, JANGAN KAU JUAL DENGAN PENGKHIANATAN!” tegas Irjen Pol (P) Drs. Jackie Uly, M.H, Ketua Kirab Harvetnas 2025 dan Kepala Departemen Kominfo DPP LVRI, dengan suara membelah udara saat jumpa pers, Sabtu (9/8/2025).
Kirab yang diikuti 1.000 peserta ini diawali drumband patriotik, derap pembawa bendera merah putih, dan karya dharma pejuang yang membuat siapa pun yang melihat akan terdiam.
Di antara hadirin, tampak tokoh pejuang yang kini berusia 80–95 tahun. Tubuh mereka mungkin rapuh, tapi sorot mata mereka masih seperti saat menantang moncong senjata musuh.
Hadir dalam acara:
1. Ketua Umum DPP LVRI
2. DanKomenwa Indonesia
3. Para veteran lintas operasi militer
4. Ribuan warga dan pecinta sejarah bangsa
Sebagai pengobar semangat publik, panitia menantang masyarakat untuk mengikuti lomba pembuatan konten berlatar Kirab Harvetnas 2025 — mengabadikan momen ini agar generasi mendatang tidak buta sejarah.
“Kami turun ke jalan untuk menggempur lupa, mengusir lalai, dan menyalakan lagi api Merah Putih di dada rakyat!” tutup Jackie Uly, dengan nada yang membuat suasana konferensi pers berubah menjadi medan sumpah setia.