Limapuluh Kota,Sumbar24jam.com – “ Mujua Tak dapek diraih, Malang ndak dapek ditolak,” Ungkapan ini diaturkan untuk Upit Tarno, Salah satu warga Sarilamak, Kecamatan Harau, Kabupaten Limapuluh Kota,beliau harus menanggung beban seorang diri dikarnakan, rumahnya mengalami Kebanjiran dikala hujan melanda.
Upit Tarno beralamat di belakang SPBU dan belakang komplek Pesantren Alkautsar Purwajaya,Tanjung Pati, Sarilamak kabupaten 50 Kota.Dibalakang pondok Pasantren tanah dan rumahnya kebangjiran.
Awak Media menelusuri kekediaman Upit Tarno dan warga membenarkan bahwa rumah beliau benar benar terendam air hujan dikala hujan deras melanda karna kondisi rumah Upit Tarno terletak didaratan rendah,” pungkasnya keawak media.
Ditemui bersama Upit Tarno Perangkat Jorong Purwajaya (Amir) menuturkan bahwa keterbatasan anggaran yang mereka miliki membuat akal pikiran pak jorong mulai surut dalam melihat kondiri wilayah kerjanya dalam mengayomi masyarakatnya.
“Pasalnya Beliau telah beberapa kali mengajukan prihal ini jauh jauh hari sebelumnya untuk permohonan Anggaran ke Pemda Kabupaten Lima Puluh kota,akan tetapi permohonan tersebut tidaklah digublis oleh pihak Pemda lima puluh,“ paparnya.
Upit Tarno merupakan Sosok yang aktif dalam banyak kegiatan kemanusian dan sosial serta merupakan sosok ibu yang tangguh dalam misi bantuan Dan pertolongan masyarakat yang membutuhkan. Upik Tarno merupakan seorang Muallaf baru hitungan bulan beliau menganut agama Islam,”Sahutnya.
Upit Tarno menceritakan keluh kesahnya melalui awak media, sejak adanya pembangunan dan pengembangan permanen SPBU serta Pesantren serta adanya usaha pengembang membangun perumahan di kawasan itu, rumahnya menjadi.
” Jangankan dapat Kompensasi lagi yang terimbas banjir,datang melihat aja tak pernah,” jawab Upik Tarno.
Buruknya drainase dikawasan ini membuat air bah dan hujan merendam rumahnya sehingga kekewatiran sellalu beliau rasakan dikala hujan deras turun,semua perabotan dan surat berharga mengalami kebanjiran.
“Dengan adanya pengembang melaksanakan kegiatan perumahan berdampak besar terhadap beberapa rumah warga dikarnakan sebahagian drainase sudah tertutup akan pembangunan dibeberapa titik.
“Dulu sebelum adanya pembangunan disekitar lokasi rumahnya tidak pernah merasakan kebanjiran, namun dikarnakan ada pembangunan membuat Upit Tarno semakin kwatir akan nasibnya,” ulasnya.
Sejumlah netizen mengaku prihatin melihat kondisi yang dialami Upit Tarno. “Mohon dibantu Bapak Jorong dan Walinagari, karena ada rumah warga kebanjiran akibat drainase tidak ada,” ungkap netizen di media sosial.
Budi Febriandi selaku mantan Walinagari Sarilamak menulis komentar di media sosial bahwa, drainase IKK Sarilamak adalah kebutuhan mendesak dan harus ada upaya cepat tanggap Pemda Kabupaten lima Puluh dalam perihal keluhan warga ini,” sahutnya.
“Sekitar tahun 2002 silam pihak konsultan sudah mengingatkan bahwa banjir merupakan salah satu ancaman serius bagi kawasan IKK Sarilamak. Demikian juga setiap Musrenbang Kabupaten, selalu disampaikan betapa pentingnya jairngan drainase bagi kawasan ini,” ungkap Budi Febriandi.
Namun sejak ditetapkan lima Nagari sebagai kawasan IKK Sarilamak pada tahun 2004 silam,”Ulas Budi Febriandi, sampai saat ini masalah drainase ini tak kunjung ada kemajuannya,” tambahnya.
Dorongan buat perbaikan drainase juga datang dari ketua DPRD Provinsi Sumatera Barat Supardi yang juga calon Walikota Payakumbuh priode 2024 – 2029 menyampaikan perihal ini melalui pihak Whatsapp,” itu kewenangan kewenangan Pemkab 50 kota maka kita mengusulkan pembangunan drainase di jalan lingkung tersebut sehingga debit air hujan yg besar bisa dibuang dalam drainase tersebut,” terangnya.
Waktu bersamaan ketua DPRD Provinsi ini juga menambahkan Untuk itu perlu nanti kepung jorong/walinagari bisa mengusulkan ke pemerintah kabupaten atau ke Anggota DPRD kabupaten untuk segera diusulkan serta menuntaskan persoalan pembangunan ini yang tak terselesaikan.
” Ini persoalan bersama yang harus dituntaskan demi memikirkan kepentingan masyarakat banyak,” tegasnya dipenutup.
(Editor Arul)