Pasaman,Sumbar24jam.id – Berita yang menghebohkan masyarakat Pasaman mengundang pertanyaan beberapa insan Pers,pasalnya tak pantas seorang oknum Camat melontarkan kata kata yang menginjak harga diri masyarakat serta beberapa awak media yang hadir Sabtu,(18/5/2024)
” Jika oknum camat umbar kata kotor kepada warga ketika sampaikan aspirasinya, maka itu diduga sebuah kesombongan nyata dan diduga indikasi sosok diktator tulen,” Ujarnya
” Seorang Camat harus sopan, santun, beradab, menghargai, berpihak pada wong cilik. Jangan remehkan satu wargapun di depan umum. Jangan kasari orang yang mengkritisi lingkungan. Tidak etis itu dilakukan pimpinan rapat. Ini kasus Verbal paling memalukan sepanjang sejarah pimpinan di Ujung gading. Kita turut malu.”
( Ungkapan rasa kecewa puluhan Tokoh-tokoh berpengaruh di Pasbar setelah mendengar rekaman terkait kata kotor pada Warga )
Dilansir dari Media Kawalbangsa.com yang viral,akhirnya sang camat harus berurusan dengan pihak berwajib.Salah satu rekan media menceritakan awal kejadiannya,bermula dari protes warga koto sawah, terkait kerusakan jalan yang ditimbulkan dari mobil truck TBS jenis teronton yang melintas setiap hari di nagari koto sawah, dalam permasalahan tersebut.
Warga meminta kepada dinas perhubungan Pasaman Barat supaya mendirikan palang rambu lalu lintas tonase angkutan jalan di wilayah nagari koto sawah, ujung gading, pasbar segera.
Keluhan masyarakat koto sawah menuai perhatian dari pihak forkopimca lembah melintang, sehingga pemerintah kecamatan mengadakan musyawarah bersama, di aula kantor camat lembah melintang, dengan sedikit orang warga koto sawah, tidak ada kepala jorong, tidakpula dihadiri kadishub pasbar, namun hadir jurnalis dari kawalbangsa.com, dan hanya dihadiri kabid LLAJ dishub dinas perhubungan kabupaten pasaman barat, pada selasa (14/05).
Rapat yang di adakan di aula kantor camat ujung Gading sempat menuai situasi yang mengajutkan serta menyedihkan, disaat camat mencaci maki dan melontarkan kata “ANJING” kepada AR, seorang wartawan media online dari warga koto sawah.
” Saya dikatakan camat SA ini Anj**g. Saya tidak terima. Saya lapor ke pihak hukum. Meskipun saya warga kecil, tapi saya punya hak bicara dan hak warga negara lainnya yang melekat. Secara pidana sudah ada bukti dan saksi. Rekamannya juga lengkap.” Ucap korban AR.
Salah satu warga kecamatan lembah melintang bernama Hamidan, S.H
turut hadir dalam rapat tersebut ikut mengungkapkan rasa kekecewaannya kepada awak media kawalbangsa.com setelah melihat sikap arogansi camat terhadap warganya sendiri.
“Saya kecewa. Saya sedih, Saya sangat terkejut disaat camat melontarkan caci maki dengan kata ANJING terhadap warganya sendiri. Dan lucunya beliau malah membanggakan dirinya setelah melontarkan kata ANJING kepada warganya. Kok bisa bapak bupati memilih seorang camat yang tak punya moralitas seperti beliau.” Terangnya.
Dengan sikap arogansi camat yang diduga tidak memberi solusi terhadap problem yang dirasakan warga koto sawah, beberapa wargapun tanpa hormat meninggalkan ruang rapat atau walk out karena tidak dihargai dan tidak didengarkan secara seksama.
“Bisa rusak Jalan-jalan di kota ujung gading ini jika pemimpinnya berlagak demikian. Tapi kita tidak menuduh ya. Mestinya pimpinan kecamatan membela warga yang keberatan tentang peron dan truk – truk teronton muatan 40-50 ton itu. ” Tegas peserta rapat. [Red*)