Payakumbuh,Sumbar24jam.id – Ratusan orang tua siswa SMPN 2 Payakumbuh antusias mengikuti Seminar Parenting Hardiknas dengan nara sumber Prof. Dr. Afdal, M.Pd (Kons) dan Joni Hendri, S.Kom, MM.Pengusaha sukses di Jakarta yang juga alumni SMPN 2 Payakumbuh, Rabu (08/05/2024) di Aula sekolah tersebut.
Kegiatan ini dalam rangka Hardiknas 2024 dan Pengukuhan Pengurus Alumni SMPN 2 Payakumbuh Angkatan 90.Orang tua siswa para peserta Seminar Parenting Hardiknas 2024 yang dilaksanakan Alumni SMPN 2 Payakumbuh Angkatan 90, Rabu (08/05/2024) di aula SMPN 2 Payakumbuh.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh, Dr. Dasril, M.Pd dan juga dihadiri Kepala Dinas Dukcapil Kota Payakumbuh Ir. Wal Asri, MM, Kadis Perhubungan Kota Payakumbuh Devitra, S.Sos, M.Si, Kepala SMPN 2 Payakumbuh Defi Marlitra, M.Pd, Ketua Komite Alhadi Hamid, Ketua IKA SMPN 2 Payakumbuh yang diwaliki Wakil Bendahara Doni Leo Riza, Ketua Alumni SMPN 2 Payakumbuh Angkatan 90, Zendra Rosada Naska dan lainnya.
Para Nara sumber dan Kadis Pendidikan Kota Payakumbuh, Dr. Dasril, M.Pd dan pengurus serta undangan disambut dengan tari pasambahan siswa SMPN 2 Payakumbuh.
Seminar Parenting Hardiknas 2024 itu bertema, “Menyiapkan Anak Kuliah di Perguruan Tinggi Sejak Dini”.
Nara sumber adalah orang-orang hebat. Prof. Afdal adalah dekan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Padang (UNP). Beliau adalah profesor konseling termuda, Usianya kini masih 39 tahun dan karena kehebatannya diamanahkan pula sebagai dekan. Bahkan juga disebut sebagai kandidat Rektor UNP di masa depan.
Menariknya, selain usianya masih muda dan telah menjabat sebagai dekan, ternyata Afdal adalah putra Luak Limopuluah yang berasal dari Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Limapuluh Kota.
Di balik kesukesannya ternyata Prof. Afdal bukan berasal dari keluarga berada,Tapi justru dari keluarga yang hidup pas-pasan, bahkan tergolong miskin. Bapaknya adalah seorang tukang, sedangkan ibunya seorang ibu rumah tangga.
Karena saking hidup keluarganya sangat pas-pasan, maka bagi Prof. Afdal yang lahir tahun 1985 itu, di masa kecil mie instan adalah makanan mahal baginya. Kendati hidup susah dan miskin, tapi semangatnya untuk sekolah dan kuliah sangat tinggi.
Kisah hidupnya yang berliku dan yang bercampur dengan susah senang itulah yang diceritakan dan menjadi materi yang menarik bagi para orang tua murid peserta parenting untuk mendengarkannya.
Prof. Afdal menegaskan, kini tidak ada lagi alasan bagi orang tua untuk tidak menguliahkan anaknya di perguruan tinggi. Termasuk alasan ketiadaan biaya. Karena di kampus banyak beasiswa dan juga ada program-program yang memberikan kemudahan bagi mahasiswa.
Uang Kuliah Tunggal (UKT) terdiri 7 tingkatan, mulai dari Rp500 ribu hingga Rp7 juta. Uang kuliah di PTN, menurut Prof. Afdal jutsru lebih murah dari uang sekolah sebagian TK, SD, SMP dan SMA tertentu.
Sedangkan nara sumber Joni Hendri yang juga calon Walikota Payakumbuh juga memberikan pemaparan bagaimana para orang tua memiliki kesadaran untuk mempersiapkan kelanjutan studi anaknya kelak di perguruan tinggi. Joni Hendri juga mengungkapkan bahwa dia juga berasal dari orang biasa, bukan orang senang, bukan orang kaya, dan bukan dari kelurga yang punya banyak uang.
Karena kondisi itulah dia harus rela meninggalkan kampung halaman menuju Jakarta untuk kuliah sambil bekerja. Karena keterbatasan ekonomi, makanya kuliahnya diawali dengan program diploma tiga, berikutnya S1 dan selanjutnya setelah punya uang kesempatan, barulah dia melanjutkan studi ke S2.
Sukses yang diraihnya sekarang juga berkat kerja keras, kerja ulet dan tekun serta bersedia bekerja di bawah tekanan, dengan menjadi karyawan di perusahaan orang lain. Berkat kesungguh-sungguhannya, dia mendapatkan pengalaman yang mempuni hingga memberanikan diri membuka perusahaan sendiri, Itu pun dilaluinya dengan jatuh bangun. Pengalaman kegagalan yang menempanya sehingga menjadi pengusaha tangguh dan sukses.
Begitu dibuka ruang diskusi atau tanya jawah oleh moderator seminar Yon Erizon, para orang tua pun bersemangat mengajukan pertanyaan. Tema dan materi seminar sangat menarik bagi para orang tua, karena menjadi problema nyata yang mereka hadapi di dalam kelanjutan studi anak-anak mereka.
Para orang tua semakin bersemangat terlibat aktif dalam diskusi, karena panitia juga menyiapkan hadiah atau doorprize menarik bagi para penanya. Setiap penanya dan orang tua yang berhasil menjawab pertanyaan moerator mendapat bingkisan menarik yang berisi sarung, Alquran, buku bacaan agama islam, baju, jaket, sejadah, boneka dan lain sebagainya.
Dunsanak JH