
Pessel,Sumbar24jam.id – Siang itu Cuaca cukup cerah, Jum’at (19/01/2024) menjelang sore selepas jam 13.00 wib mendadak berubah berwarna gelap di Jorong Langgai, Nagari Gantiang Mudiak Utara, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel). Langit yang terlihat mendung mulai menitikkan air membasahi bumi. Seketika Langgai pun langsung diguyur hujan yang cukup Deras
Dari cerita masyarakat Langgai, turunnya hujan hari itu tidak terasa asing. Hujan selalu turun setiap ada tamu yang datang ke jorong tersebut. Joni warga Nagari Gantiang Mudiak Utara Surantiah, mengatakan, masyarakat sudah terbiasa dengan hujan, saat ada tamu dari luar datang.
Konon, menurut mitos yang masih hidup di tengah masyarakat Langgai, saat ada tamu dari luar (orang asing) yang masuk ke kampung itu, akan selalu diiringi oleh hujan. Sore itu, hujan turun bertepatan dengan kedatangan Rombongan Anggota DPR RI Lisda Hendrajoni dari Fraksi Nasdem yang juga Caleg DPR RI Partai Nasdem Sumatera Barat 1, ke jorong tersebut.
Untuk menuju Jorong Langgai di Nagari Ganting Mudiak Utara itu bukanlah hal mudah. Sebelumnya harus melewati jalan yang kondisinya cukup baik dari Nagari Ampalu Gantiang Mudiak Selatan Surantih. Dari Ampalu, melewati jembatan gantung berwarna kuning yang panjangnya kurang lebih 140 meter. Dari sinilah tantangan perjalanan itu dimulai menuju Jorong Langgai.
Jembatan itu terpanjang nomor dua di Sumbar setelah Jembatan Sungai Dareh. Di bawah jembatan itu ada aliran sungai yang cukup lebar dan mengalir air yang cukup deras.
Jembatan itu hanya bisa dilalui mobil satu jalur. Jadi kalau mau melewati jembatan itu, harus antri mobil satu per satu. Rasa was-was juga akan terasa melewati jembatan tersebut, karena terasa bergoyang terasa mau jatuh ke bawah.
Setelah melewati jembatan itu, kemudian melalui tantangan medan jalan yang cukup berat sepanjang puluhan kilometer. Kondisi jalan tanah berlumpur, dengan tanjakan dan penurunan terjal di daerah perbukitan mengancam pengendara nyawa lewat. Apalagi di pinggir jalan ada jurang yang di bawahnya terdapat aliran sungai deras dan perbukitan rawan longsor.
Di beberapa bagian jalan, juga terdapat beberapa badan jalan yang sudah dibeton, kondisinya terputus-putus. Karena sudah berumur puluhan tahun, beton jalan sudah hancur, menyisakan batu kerikil tajam.
Menjelang menuju Jorong Langgai, harus melewati Jorong Batu Bala dengan kondisi jalan dipenuhi kerikil tajam. Melewati jorong ini ditemukan rumah penduduk cukup padat. Beberapa rumah terlihat sudah permanen dan bahakan berlantaikan keramik. Namun, juga terlihat ada rumah yang masih berdindingkan papan beralaskan tanah.
Di Jorong Batu Bala ini, dapat menyaksikan puluhan ternak sapi di tengah jalan yang dilepas peternak. Bahkan kehadiran ternak sapi itu membuat pengendara harus ekstra bersabar, menunggu pemiliknya menggiring sapi-sapi itu ke pinggir jalan. Jorong ini salah satu penghasil sapi terbesar di Sumbar. Selain itu juga terdapat gambir yang dijemur warga di pinggir jalan.
Setelah melewati jorong ini, barulah melewati Jorong Langgai di Nagari Gantiang Mudiak Utara. Jalan di sepanjang jorong ini kondisinya sama, berlumpur dan kerikil tajam akibat beton jalan sudah rusak.
Masyarakat Langgai,Joni mengatakan, jika hujan turun, badan jalan menuju Langgai ini menjadi berlumpur. Ini makin mempersulit untuk diakses warga. Lantas kondisi ini membuat jarak tempuh dari Langgai ke Pasar Surantih bisa dicapai dengan waktu 3 jam.
Dikatakan Joni, jalan mulus impian masyarakat yang belum terwujud. Jika saja akses jalan sudah lancar, maka pendapatan masyarakat Langgai meningkat.
Tidak hanya akses jalan. Masyarakat di Langgai juga tidak mendapat akses informasi yang bebas dari luar. Hal ini dikarenakan Langgai termasuk titik blank spot. Daerah tersebut tidak ada akses internet. “Kondisi itu menyulitkan masyarakat mendapatkan informasi dari luar,” terangnya.
Langgai memiliki potensi yang luar biasa tidak hanya di sektor pertanian dan perkebunan termasuk pariwisata. Saat berada di jorong ini akan dapat menyaksikan perbukitan hijau yang asri di kiri dan kanan jalan. Juga terdapat pemandangan hijau hamparan sawah di kiri dan kanan sepanjang jalan.
Di jorong ini juga ditemukan aliran sungai yang jernih yang diapit batu-batu besar di pinggirnya.
Di kaki gunung ditemukan ladang gambir, kebun durian, karet dan sawit warga. Inilah sumber penghidupan warga. Sungai juga menjadi sumber penghidupan warga dengan adanya ikan garing, mungkuih dan lainnya.
Penduduk di Langgai hanya sekitar 3.069 jiwa, atau sekitar 678 kepala keluarga (KK). Semua punya usaha berladang. Mereka bertahan di sana juga karena hasil ladang itu.
Jali Annur, salah seorang Warga Langgai mengatakan, penghasilan utama warga di Langgai berladang gambir. Saat ini harga gambir lagi bagus-bagusnya. Untuk gambir yang kering dengan kualitas bagus harganya mencapai Rp100 ribu per kilogram. Yang paling rendah harganya Rp45 ribu per kilogram.
“Selain gambir juga ada durian, padi, nilam dan banyak lagi hasil ladang lainnya. Hasil ladang ini dijual ke Pasar Surantih yang hari balainya setiap hari Minggu. Di sini juga ada ikan garing dan mungkuih yang bisa diambil bebas kapan saja,” ungkapnya.
Rombongan Lisda Hendrajoni di Jorong Langgai
Rombongan Lisda Hendrajoni telah sampai di Jorong Langgai siang menjelang sore Kehadirannya rombongan ini disambut hujan. Meski demikian,ratusan warga menunggu kedatangan Lisda Hendrajoni di jorong langgai Mereka rela berhujan-hujanan menyambut kedatangan rombongan Anggota DPR RI Lisda Hendrajoni
Diiringi suara raungan mobil yang beriringan kedatangan rombongan itu terdengar telah sampai di Jorong Langgai dan berhenti di salah satu Rumah Masyarakat langgai.
Sementara, di luar hujan semakin deras. Warga yang melihat kehadiran Lisda Hendrajoni pun satu per satu mulai mendengar sosialisasi dan mendengar aspirasi masyarakat dilokasi, mereka kembali pulang menuju rumah masing-masing setelah acara bersosialisasi selesai sekitar pukul 16.00 wib.
Sementara itu hujan cukup deras, rombongan pun harus bergerak keluar karena juga ada 1 titik lagi untuk bersosialisasi, namun di perjalan kami di hadapi dengan hujan dan 3 titik longsor yang cukup luar biasa.
Di awal titik longsor tim rombongan dan warga berserta pemuda goro untuk membersihkan material Longsor dan pohon,warga sangat bersemangat untuk membantu rombongan agar bisa lancar untuk di lalui kendaraan rombong.
Andi salah satu pemuda langgai mengukapkan,kami sangat banga daerah kami di kunjungi oleh pejabat tapi kami juga menginginkan daerah kami juga dalam perhatikan
“kami akan bantu bapak dan ibuk, sekarang saja sudah kami bantu apalagi nanti,ini tanda kami tidak biarkan rombong ” ungkap andi.
Terpisah Lisda Hendrajoni menyampaikan terima kasih untuk warga dan pemuda langgai insyaallah dengan ikhtiar ini kita di berikan kemudahan dalam menjalankan aktivitas,dan dapat mewujudkan yang telah kita sampaikan,AMIN ya Rabbal Alamin.
Penulis : Rega Desfinal, ST Ketua Garda Pemuda Nasdem Pesisir Selatan