MALANG JATIM – SUMBAR24JAM.id – Pertandingan Sepakbola berakhir dengan Kerusuhan dan kematian di Stadion Kanjuruhan usai laga Arema FC vs Persebaya menewaskan 129 orang. Berikut kronologi tragedi di Kanjuruhan versi polisi. Laga Arema vs Persebaya yang dimulai pukul 20:00 berlangsung sengit. Akan tetapi tuan rumah tidak beruntung karena kalah 2-3 dari Persebaya, kemarin Sabtu (01/10/2022)
Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta mengatakan semula pertandingan Arema vs Persebaya berlangsung lancar. Namun setelah pertandingan berakhir sejumlah pendukung Arema merasa kecewa dan beberapa di antara mereka turun ke lapangan untuk mencari pemain dan ofisial.
Petugas pengamanan kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tersebut tidak turun ke lapangan dan mengejar pemain. Semakin lama kekecewaan suporter makin kuat dan kemarahan tidak terkendali, karena disertai dengan lemparan benda-benda ke lapangan.
Guna meredakan kemarahan suporter polisi melepaskan tembakan gas air mata ke arah suporter. Dari tembakan air mata itu suporter yang mencoba menghindar kian tidak terkendali, sehingga harus mengorbankan penonton lain dengan menginjak-injak guna menyelamatkan diri.
Banyak dari penonton yang mengalami sesak napas akibat asap gas air mata. Cuitan netizen juga menyebutkan orangtua kehilangan balita lantaran situasi panik yang tidak terkendali akibat tembakan gas air mata polisi.
Kerusuhan yang terjadi di lapangan Kanjuruhan mengakibatkan dua kendaraan polisi dirusak, salah satunya dibakar. Penonton juga dilaporkan membakar fasilitas lain di stadion. Tidak saja terjadi di dalam, kerusuhan juga berimbas ke luar stadion. Total delapan kendaraan polisi dirusak.
Para pemain Persebaya sempat tertahan hingga satu jam di kendaraan taktis milik polisi. Mobil rantis yang ditumpangi Persebaya juga dilempari suporter Arema. Sekitar pukul 03:00, Minggu (2/10), Polda Jawa Timur menggelar konferensi pers terjadi tragedi di Kanjuruhan. Sebanyak 127 orang dilaporkan meninggal, dua di antaranya polisi.
Akibat kejadian itu PSSI mengancam Arema FC dengan hukuman dilarang menjadi tuan rumah hingga sisa kompetisi Liga 1 2022/2023.
Moh Hosen Aktivis Komite Anti Korupsi Indonesia (KAKI) menyikapi persoalan kerusuhan Laga Arema Vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang tersebut, bahwa perselisihan seharusnya tidak terjadi mengingat dalam pertandingan sudah hal lumrah ada kalah ada menang di babak akhir .
Namun disinyalir kematian 129 orang paska adanya kerusuhan Lega Arema Vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang menurut pantauan tim Hosnews bukan karena bentrokan melainkan disebabkan Gas Air Mata yang di semprotkan.
Jika Kematian dari 129 orang tersebut disebabkan Gas Air Mata yang disemprotkan oleh petugas kepolisian. Maka Kapolda Jatim Irjen pol Nico Afinta harus bertanggung jawab atas kelalaiannya.
Dan Kapolri jenderal Listyo Sigit Prabowo Jangan segan-segan menindaknya untuk menunjukkan bahwa Slogan Kepolisian Presisi tetap pada pendirian menegakkan kebenaran dan keadilan guna menjaga kesatuan dan keutuhan NKRI.
“Kepada pihak berwenang untuk segera memperoses kejadian ini secara hukum, agar tidak berulang ulang kembali disetiap pertandingan harus berakhir dengan kerusuhan dan menewaskan orang. Dalam artian Semprotan Gas Air Mata seharusnya tidak dilakukan dalam menghadapi sebuah kerusuhan maupun kericuhan jika pada akhirnya Mengundang malapetaka.
Mengingat kerusuhan seperti itu, Aparat Penegak Hukum harus peka dengan situasi dan kondisi lapangan sebelum berlangsung dan berakhir dalam sebuah pertandingan.
“Jika sudah kejadian seperti ini, siapakah yang bertanggung jawab atas meninggalnya dan Seluruh elemen pihak terkait dimalang dinilai gagal dalam melaksanakan aktivitas bidang olahraga dan tidak menutup kemungkinan merugikan khalayak masyarakat dan stadion Kanjuruhan akan dikelilingi garis polisi.
Untuk kedepannya kami mengingatkan kepada Kemenpora RI dan Koni serta seluruh jajaran bidang olahraga di Indonesia, untuk mengutamakan keselamatan para pemain dan sporter dengan memonitor kegiatan pertandingan di seluruh Indonesia berkoordinasi dengan Kamtibmas agar terhindar dari kejadian tidak diinginkan.
“Saran kami selaku Aktivis Komite Anti Korupsi INDONESIA , Kedapannya agar lokasi pertandingan bidang olahraga dialokasikan ditempat yang netral dari kedua belah kubu, agar tidak terulang kejadian seperti ini, dengan tetap mewaspadai keamanan situasi kondisi lapangan dan Gas Air Mata Polisi jangan asal di semprotkan.
Dan diharapkan kepada dokter spesialis TNI untuk membantu Autopsi Forensik memastikan penyebab kematian kerusuhan Laga Arema Vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang . Ungkap Aktivis KAKI, Ahad (02/10/2022).