SUMBAR24JAM.COM, LENGAYANG, PESSEL — Wakil Bupati Pesisir Selatan, Rudi Hariyansyah, S.Si dan Darwiadi SH Anggota DPRD Kabupaten Pesisir Selatan Fraksi PAN hadiri prosesi balimau paga di Kenagarian Lakitan Utara yang diselenggarakan di Lapangan Sepakbola Kampung Padang Cupak, Jum’at (1/4/2022).
Balimau paga yang sudah menjadi tradisi masyarakat setiap memasuki bulan suci Ramadhan yang memiliki makna tersirat, yakni mempererat tali persaudaraan antar sesama umat Muslim.
“Kearifan lokal yang sudah membudaya secara turun temurun ini, harus tetap dipertahankan. Tradisi dengan berbagai keunikan itu, juga dapat dijadikan sebagai salah satu kekayaan adat dan budaya,” ujar Wabup Rudi Hariyansyah dalam sambutanya.
Dihadapan penghulu suku, para datuak, imam katik, bundo kanduang, suluah bendang dalam nagari, serta para anak kemenakan, dan urang sumando yang hadir dalam balimau paga di salah satu kenagarian di Kecamatan Lengayang itu, Wabup Rudi Hariyansyah mengatakan Air limau yang terbuat dari bahan pengharum yang berasal dari bunga-bungaan, seperti bunga rampai, kumango dan lainya itu, diusapkan ke rambut atau kepala sebagai simbol pensucian diri.
Ia mengharapkan tradisi balimau paga tersebut juga merupakan bagian motivasi hidup bernagari menurut langgam, atau adat istiadat yang dimiliki tidak hilang. Untuk itu, tetap dipertahankan sampai kapan pun.
“Walau secara lahir yang diusapkan dengan air limau itu rambut atau kepala, tapi secara batin adalah jiwa atau rohani. Sebab yang harus dibersihkan dari berbagai noda yang bisa menghambat dan merusak ibadah puasa itu adalah jiwa. Karena begitu dalamnya makna yang tersirat pada prosesi balimau paga ini, sehingga saya berharap ini bisa dipertahankan,” harapnya.
Seperti disampaikan Walinagri Lakitan Utara, Aprizal, melalui kegiatan itu, para anak kemenakan disemua kaum atau suku, menyediakan air limau untuk para ninik mamak pada kaum masing-masing secara bersamaan di lapangan sepakbola .
Air limau yang terbuat dari bahan pengharum yang berasal dari bunga-bungaan, seperti bunga rampai, kumango dan lainya itu, diusapkan ke rambut atau kepala sebagai simbol pensucian diri.Secara bersamaan juga dilakukan salam-salaman sambil mengucapkan mohon maaf, agar dalam menjalankan ibadah puasa nanti, hati benar-benar bersih dan suci. (AL)
Editor : Simon Tanjung