SUMBAR24JAM.COM, SIJUNJUNG — Dunia Maya diebohkan dengan informasi viral beredarnya buku pembelajaran Sekolah Dasar kontrovesial di medsos, di Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat, dalam buku tersebut terdapat narasi seorang anak bernama “Kristin” berasal Minangkabau beragama “Katolik”.
Dimana dalam penulisan
Narasi bahasa di atas tidak masalah dalam tata bahasa, hanya saja yang dengan akhidah suku Minangkabau yang telah identik beragama Islam itu yang jadi perbincangan dikalangan masyarakat dan tokoh minang lainnya.
Informasi yang beredar dimedsos ini jadi masalah dan banyak masyarakat yang komplain tidak menerima pernyataan dalam buku di tersebut yang jadi perbincangan di masyarakat Kabupaten Sijunjung.
Menurut Dr. RUDI CHANDRA, S.Pd., SH., M.Pd., MH., MM., Med., CCD., CMLC., CTLA., CA., CT.. C.PS., CRA., CMA., CN.NLP., CM.NLP., C.CO., C.IMC., C.F., C.MGR., C.IJ., C.CS. sebagai Pengamat Pendidikan Sumatera Barat mengatakan, ” apa yang ada dalam isi buku pembelajaran di Sekolah Dasar yang sudah viral di jagad maya tersebut, harus jadi kajian secara bersama, sebab ini merupakan salah satu keteledoran kontrol dari Dinas pendidikan khusus pada bagian pengawasan peningkatan mutu pendidikan.
Lanjut Doktor panggilan akrabnya yang ditemui dikantornya dia berharap seharusnya setiap buku yang dipakai oleh peserta didik terlebih dahulu harus ditelaah isinya, dengan apakah isi buku tersebut selain sesuai dengan tujuan capaian kurikulum, harus memperhatikan kandungan nilai-nilai sosial, budaya, agama, sehingga tidak terdapat dampak yang merusak tatatan kehidupan bermasyarakat terutama tujuan utama pendidikan.
Selanjutnya mengutip dari isi buku halaman 7 tersebut ini secara keseluruhan isinya menunjukan adanya hubungan yang baik dan harmonis, saling menghargai antar suku dan agama, saling berdampingan rukun dan damai, selain itu menunjukan keragaman di NKRI.
Namun pemberian contoh untuk penempatan peran dalam ceritanya yang tidak sesuai dengan fakta sebenarnya, seperti pemberian nama Kristin dari Minang Kabau .kalau kiita lihat dari filosofi alam takambang jadi guru, maka tidak ada nama orang Minang Kabau bernama Kristin.
Dan falsafah Minang Kabau Adat Basandi Sarak, Sarak basandi Khitabullah , maka jelas maknanya setiap orang minag kabau pastilah bergama Islam.
Namun jika di perankan buka atas nama Suku tapi atas nama daerah, hal ini tidak jadi masalah. berikutnya selain dari nama dalam cerita tersebut, Si- Kristin juga berpakaian Adat Minang Kabau oleh karenya memberikan makna lain pada masyarakat lain dan akan merubah pradikma/cara pandang orang selama ini terhadap Minang Kabau.
Saran buat para pendidik dan penyelenggara pendidikan untuk benar benar mengacu pada tujuan pendidikan yang diamanatkan dalam UUD 1945,. sebaiknya Guru yang membuat media pembelajaran (LKS, majalah, Buku) agar sesuai dengan kearifan Lokal dan mencapai tujuan pendidikan secara Nasional.
Pemerintah sudah memberikan anggaran besar buat pendidikan, apalagi adanya sertifikasi bagi guru yang dapat mewujudkan guru/pendidik yang profesional.
Doktor Rudi Berharap tidak ada lagi kesalahan seperti ini dan buku ini jika sudah beredar dan dipakai oleh anak didik sebaiknya ditarik kembali, jika belum beredar perlu dikaji ulang kembali,” tutupnya.
Simon Tanjung